Monday, June 11, 2018

Watimpres Yahya Staquf ke IsraelIsrael, ada apa?


33 RESOLUSI PBB SAJA DICUEKIN ISRAEL, APALAGI SEKADAR DIPLOMASI YAHYA 
Staguf

Mediaumat.news- Rencana kehadiran Watimpres Yahya Staquf sebagai pembicara dalam seminar yang diselenggarakan Konsulat Hubungan Luar Negeri Israel di Tel Aviv pada 13 Juni mendatang, dinilai menunjukkan eksistensi penjajah Israel.

“Jadi kedatangan Yahya Staquf itu menunjukkan pengakuan eksistensi penjajah Israel,” ujar Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto kepada mediaumat.news, Ahad (10/5/2018).

Menurut Ismail, salah satu penolakan terhadap penjajahan yang paling mendasar yaitu menolak eksistensi penjajah. “Dengan kita hadir saja berarti kita mengakui eksistensi penjajah. Kalau mengakui eksistensi penjajah berarti mengakui penjajahan yang dilakukan oleh penjajah itu. Ini prinsip sekali,” ungkapnya.

Ketika ditanya bagaimana kalau Yahya Staquf datang untuk membawa pesan perdamaian, dengan tegas Ismail mengatakan itu menunjukkan seolah-olah Yahya Staquf tidak tahu reputasi Israel. Israel itu penjajah dengan reputasi bebal. Tidak peduli dengan apa pun kata orang.

“Jangan lagi seorang Yahya Staquf, sekian banyak resolusi PBB bahkan resolusi Dewan Keamanan PBB pun diingkari. Lebih dari 33 Resolusi PBB yang dicuekin Israel, apalagi hanya sekadar diplomasi seorang Yahya Staquf. Jadi yang dikenal oleh Israel itu hanya satu, seperti yang Hamas katakan, yaitu bahasa perang saja!” beber Ismail.

Dan Ismail pun menduga bahwa  Yahya Staquf tidak akan berani mengatakan bahwa Israel itu penjajah dan harus hengkang dari bumi Palestina karena sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.

Menurut Ismail, dari sisi undangan memang Yahya Staquf diundang bukan sebagai Watimpres, tapi dia tetaplah seoarang Watimpres. Sebagai negara yang dalam konstitusinya menolak penjajahan di muka bumi semestinya dia tidak melakukan itu karena itu sudah melanggar konstitusi.

“Tapi Presiden tidak  aware  terkait yang seperti ini, tidak peduli. Tetapi soal radikalisme peduli sekali, seolah-olah Israel itu bukan penjajah, negara yang sopan santun, lemah lembut. Padahal kalau kita mau lihat contoh negara radikal ya Israel, kalau kita mau melihat contoh negara teroris, zalim, bengis ya Israel. Sementara kepada kelompok yang tidak melakukan kekerasan apa-apa, rezim ini begitu sengitnya,” pungkas Ismail.[] Joko Prasetyo
===
Al-Qur'an & Hadits Bukan Dokumen Sejarah
Oleh: Felix Siauw
Syaitan memang menggoda manusia dengan banyak cara, sebab dia sudah terlatih ribuan tahun, dengan berbagai cara dan strategi yang sudah jelas keberhasilannya

Allah ingatkan dalam Al-Qur'an "Maka syaitan menghias amal-amal buruk mereka", hingga mereka merasa berbuat baik padahal bermaksiat, memperbaiki padahal merusak

Itulah sifat Yahudi munafik, mereka merasa memperbaiki dunia padahal merusak, jangankan bertindak biadab membunuhi manusia, para Nabi saja mereka bunuhi

Maka memenuhi undangan mereka, dengan dalih menasihati adalah bagian tipudaya. Alasannya Musa saja menghadap Fir'aun, padahal jauh dari itu

Musa datang dengan penuh kehormatan, mendakwahi Fir'aun dengan tegas, bahwa dia melampaui batas. Bukan diundang, difasilitasi, untuk berkata yang diinginkan Fir'aun

Lihat saja, ketika diundang dan ditanya sekira begini "Apakah mungkin mengintepretasi Al-Qur'an dengan cara berbeda, agar tidak jadi masalah bagi relasi Islam dan Yahudi?" begitu

Maka dijawab, "Bukan hanya bisa, tapi wajib". Lalu lanjut berkata. "So, the Qur'an and the Hadith, are both basically, a historical document". Innalillahi

Menganggap Al-Qur'an dan Al-Hadits ialah dokumen sejarah. Lalu apa bedanya kita dengan mereka yang menolak Al-Qur'an dengan berkata "itu hanya kisah orang terdahulu", Ya Rabb

Sama saja mengatakan, bahwa apa yang dibuat oleh Rasulullah sebagai pengertiannya terhadap Al-Qur'an tidak lagi relevan dengan masa kini, merasa lebih tau ketimbang Rasul?

Bagi yang begini, Allah ingatkan,

Apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, ia berkata: "Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu". Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka. Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhan mereka. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka. Kemudian, dikatakan (kepada mereka): "Inilah azab yang dahulu selalu kamu dustakan" - QS Al-Mutaffifin: 13-17

Bagi kita Al-Qur'an dan Hadits adalah wahyu. Penuntun hidup manusia, dan yang paling memahaminya adalah Rasulullah Muhammad dan sahabatnya, dan kita berpegang padanya


https://youtu.be/FNOyj6Soq7Q

0 comments:

Post a Comment